Selasa, 03 Juni 2014

About this blog

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakhatu.
Puji syukur kita panjatkan atas karunia dan hidayahNya sehingga blog ini dapat terselesaikan dengan begitu sempurna, jadi haruski' bersyukur sama ALLAH SWT karena gara-gara ALLAH mi itu nah bisa jadi blog ta' HAHAHAHA


#Lucu toh ceritaku. Mana ceritamu?
Billahi fii sabililhaq fastabikhul khairat summa assalamualaikum warahmatullahi wabarakhatu.

Selasa, 27 Mei 2014

Efek Radiasi Terhadap Manusia


Efek radiasi terhadap sel tubuh
         Jika radiasi mengenai tubuh manusia, ada 2 kemungkinan yang dapat terjadi: berinteraksi dengan tubuh manusia, atau hanya melewati saja. Jika berinteraksi, radiasi dapat mengionisasi atau dapat pula mengeksitasi atom. Setiap terjadi proses ionisasi atau eksitasi, radiasi akan kehilangan sebagian energinya. Energi radiasi yang hilang akan menyebabkan peningkatan temperatur (panas) pada bahan (atom) yang berinteraksi dengan radiasi tersebut. Dengan kata lain, semua energi radiasi yang terserap di jaringan biologis akan muncul sebagai panas melalui peningkatan vibrasi (getaran) atom dan struktur molekul. Ini merupakan awal dari perubahan kimiawi yang kemudian dapat mengakibatkan efek biologis yang merugikan. 
          Satuan dasar dari jaringan biologis adalah sel. Sel mempunyai inti sel yang merupakan pusat pengontrol sel. Sel terdiri dari 80% air dan 20% senyawa biologis kompleks. Jika radiasi pengion menembus jaringan, maka dapat mengakibatkan terjadinya ionisasi dan menghasilkan radikal bebas, misalnya radikal bebas hidroksil (OH), yang terdiri dari atom oksigen dan atom hidrogen. Secara kimia, radikal bebas sangat reaktif dan dapat mengubah molekul-molekul penting dalam sel.
          DNA (deoxyribonucleic acid) merupakan salah satu molekul yang terdapat di inti sel, berperan untuk mengontrol struktur dan fungsi sel serta menggandakan dirinya sendiri. Setidaknya ada dua cara bagaimana radiasi dapat mengakibatkan kerusakan pada sel. Pertama, radiasi dapat mengionisasi langsung molekul DNA sehingga terjadi perubahan kimiawi pada DNA. Kedua, perubahan kimiawi pada DNA terjadi secara tidak langsung, yaitu jika DNA berinteraksi dengan radikal bebas hidroksil. Terjadinya perubahan kimiawi pada DNA tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat menyebabkan efek biologis yang merugikan, misalnya timbulnya kanker maupun kelainan genetik.
            Pada dosis rendah, misalnya dosis radiasi latar belakang yang kita terima sehari-hari, sel dapat memulihkan dirinya sendiri dengan sangat cepat. Pada dosis lebih tinggi (hingga 1 Sv), ada kemungkinan sel tidak dapat memulihkan dirinya sendiri, sehingga sel akan mengalami kerusakan permanen atau mati. Sel yang mati relatif tidak berbahaya karena akan diganti dengan sel baru. Sel yang mengalami kerusakan permanen dapat menghasilkan sel yang abnormal ketika sel yang rusak tersebut membelah diri. Sel yang abnormal inilah yang akan meningkatkan risiko tejadinya kanker pada manusia akibat radiasi.
            Efek radiasi terhadap tubuh manusia bergantung pada seberapa banyak dosis yang diberikan, dan bergantung pula pada lajunya; apakah diberikan secara akut (dalam jangka waktu seketika) atau secara gradual (sedikit demi sedikit).
Sebagai contoh, radiasi gamma dengan dosis 2 Sv (200 rem) yang diberikan pada seluruh tubuh dalam waktu 30 menit akan menyebabkan pusing dan muntah-muntah pada beberapa persen manusia yang terkena dosis tersebut, dan kemungkinan satu persen akan meninggal dalam waktu satu atau dua bulan kemudian. Untuk dosis yang sama tetapi diberikan dalam rentang waktu satu bulan atau lebih, efek sindroma radiasi akut tersebut tidak terjadi. Contoh lain, dosis radiasi akut sebesar 3,5 – 4 Sv (350 – 400 rem) yang diberikan seluruh tubuh akan menyebabkan kematian sekitar 50% dari mereka yang mendapat radiasi dalam waktu 30 hari kemudian. Sebaliknya, dosis yang sama yang diberikan secara merata dalam waktu satu tahun tidak menimbulkan akibat yang sama.
            Selain bergantung pada jumlah dan laju dosis, setiap organ tubuh mempunyai kepekaan yang berlainan terhadap radiasi, sehingga efek yang ditimbulkan radiasi juga akan berbeda. Sebagai contoh, dosis terserap 5 Gy atau lebih yang diberikan secara sekaligus pada seluruh tubuh dan tidak langsung mendapat perawatan medis, akan dapat mengakibatkan kematian karena terjadinya kerusakan sumsum tulang belakang serta saluran pernapasan dan pencernaan. Jika segera dilakukan perawatan medis, jiwa seseorang yang mendapat dosis terserap 5 Gy tersebut mungkin dapat diselamatkan. Namun, jika dosis terserapnya mencapai 50 Gy, jiwanya tidak mungkin diselamatkan lagi, walaupun ia segera mendapatkan perawatan medis. Jika dosis terserap 5 Gy tersebut diberikan secara sekaligus ke organ tertentu saja (tidak ke seluruh tubuh), kemungkinan besar tidak akan berakibat fatal. Sebagai contoh, dosis terserap 5 Gy yang diberikan sekaligus ke kulit akan menyebabkan eritema. Contoh lain, dosis yang sama jika diberikan ke organ reproduksi akan menyebabkan mandul.
Efek radiasi yang langsung terlihat ini disebut Efek Deterministik. Efek ini hanya muncul jika dosis radiasinya melebihi suatu batas tertentu, disebut Dosis Ambang.Efek deterministik bisa juga terjadi dalam jangka waktu yang agak lama setelah terkena radiasi, dan umumnya tidak berakibat fatal. Sebagai contoh, katarak dan kerusakan kulit dapat terjadi dalam waktu beberapa minggu setelah terkena dosis radiasi 5 Sv atau lebih.
Jika dosisnya rendah, atau diberikan dalam jangka waktu yang lama (tidak sekaligus), kemungkinan besar sel-sel tubuh akan memperbaiki dirinya sendiri sehingga tubuh tidak menampakkan tanda-tanda bekas terkena radiasi. Namun demikian, bisa saja sel-sel tubuh sebenarnya mengalami kerusakan, dan akibat kerusakan tersebut baru muncul dalam jangka waktu yang sangat lama (mungkin berpuluh-puluh tahun kemudian), dikenal juga sebagai periode laten. Efek radiasi yang tidak langsung terlihat ini disebut Efek Stokastik.
Efek stokastik ini tidak dapat dipastikan akan terjadi, namun probabilitas terjadinya akan semakin besar apabila dosisnya juga bertambah besar dan dosisnya diberikan dalam jangka waktu seketika. Efek stokastik ini mengacu pada penundaan antara saat pemaparan radiasi dan saat penampakan efek yang terjadi akibat pemaparan tersebut. Kecuali untuk leukimia yang dapat berkembang dalam waktu 2 tahun, efek pemaparan radiasi tidak memperlihatkan efek apapun dalam waktu 20 tahun atau lebih.
Salah satu penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah kanker. Penyebab sebenarnya dari penyakit kanker tetap tidak diketahui. Selain dapat disebabkan oleh radiasi pengion, kanker dapat pula disebabkan oleh zat-zat lain, disebut zat karsinogen, misalnya asap rokok, asbes dan ultraviolet. Dalam kurun waktu sebelum periode laten berakhir, korban dapat meninggal karena penyebab lain. Karena lamanya periode laten ini, seseorang yang masih hidup bertahun-tahun setelah menerima paparan radiasi ada kemungkinan menerima tambahan zat-zat karsinogen dalam kurun waktu tersebut. Oleh karena itu, jika suatu saat timbul kanker, maka kanker tersebut dapat disebabkan oleh zat-zat karsinogen, bukan hanya disebabkan oleh radiasi.

Sumber : http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/2-3.htm




PESAWAT SINAR-X

Perangkat Pesawat Sinar-X

                               
A.   Jenis Tabung Sinar-X
Ada 2 jenis tabung sinar-X :
1.      Tabung sinar-X yang menggunakan anoda putar
Keuntungan : anoda tidak cepat aus apabila anoda terkikis oleh elektron.
2.      Tabung sinar-X yang menggunakan anoda diam

B.   Bagian-Bagian Tabung Sinar-X
1.      Lead case / tube housing (rumah tabung)
Terbuat dari Pb (timbal hitam). Berfungsi untuk menghindari kebocoran tabung.

2.      Insert tube (Glass envelope)
Terbuat dari kaca (pyrex) yang tahan panas, karena pada saat pengeksposan hanya ada 1% sinar-X, dan 99%nya adalah panas.

3.      Anoda
Pada anoda, terdapat lempengan tangkai tungsten, yang berfungsi sebagai sasaran elektron yang memiliki nomor atom tinggi, titik lebur, dan tahan panas. Misalnya : Molibdenum.

4.     Katoda
Merupakan sumber elektron, yang terdapat kawat filamen.

5.      Focussing cup
Sebagai pemusat sinar-X dari katoda ke anoda.

6.     Filter
Ada 2 jenis filter :
a.      Filter inhern (bawaan)
Terdiri sari minyak pendingin(oil bath), kaca (pyrex) atau semua yang dilalui oleh sinar-X (window, tabung).
b.       Additional filter (tambahan)
Terdiri dari kepingan / lembaran alumunium.

7.     Motor Listrik


a.      Stator
Bagian yang diam dari motor listrik, menghasilkan medan magnet berputar yang membuat rotor berputar. Pada stator terdapat kumparan kawat yang menghasilkan medan magnet jika dialiri arus listrik. Stator harus mampu memutar anoda hingga kecepatan tinggi dan menghentikan putaran anoda pada kecepatan yang sama, agar anoda tidak aus (terkikis) dan rusak karena terkikis elektron saat eksposi.
b.       Rotor
Bagian yang berputar pada motor  listrik. Rotor dapat berputar karena pengaruh medan magnet yang dihasilkan oleh stator. Pada rotor, terdapat batang yang terbuat dari tembaga yang membentang dari luar daerah vacum hingga menempel pada piring anoda. Batang inilah yang diberi beda potensial yang tinggi melalui kabel dari luar daerah vacum. Di dalam rotor juga terdapat bola bearing yang memperhalus putaran rotor.

8.      Exphangtion diafragma dan switch
Sebagai pengaman tabung. Karena panas membran awan mengembang dan menyentuh atau mendorong switch dan awan menghambat aliran sinar-X.

9.      Window (jendela tabung)
Tempat keluarnya sinar-X.
Ada 2 radiasi yang keluar pada saat pengeksposan :
-          Umbra (radiasi primer), yaitu radiasi yang mengenai objek / film.
-          Penumbra (radiasi sekunder), yaitu radiasi bias / radiasi hambur.

C.     Syarat adanya Sinar-X
1.      Harus ada katoda
Pada katoda terdapat kawat filamen yang berfungsi sebagai sumber elektron (disebut juga pesawat sinar-X).
2.      Terdapat piring anoda
Sebagai  tempat tumbukan elektron.
3.      Tabung harus vacum
Apabila terdapat udara pada saat awa elektron yang akan menumbuk anoda akan terhambat oleh partikel gas (proses ionisasi), sehingga gerak elektron lambat.
4.     Focussing cup
Sebagai alat pemusat atau pemfokus sinar-X ke anoda.
5.      HTT (Generator pembangkit tenaga tinggi)
Fungsinya untuk menghasilkan beda potensial antara anoda dan katoda agar berkas sinar-X dengan tepat menuju sasaran (anoda).
Ada 3 macam HTT (generator pembangkit tegangan tinggi) :
-          Full wafe rectifier (penyearah gelombang penuh)
-          Half wafe rectifier (penyearah setengah gelombang)
-          Self rectifier (penyearah sendiri)

Sumber : http://wanona-muti.blogspot.com/2012/05/pesawat-sinar-x.html

 

PETUALANGAN RADIOGRAFER © 2008. Design By: SkinCorner